Penjelajahan luar angkasa telah menjadi salah satu ambisi terbesar umat manusia. Setelah misi bersejarah Apollo yang membawa manusia ke Bulan pada 1969, kini perhatian dunia beralih ke planet merah, Mars, sebagai tujuan selanjutnya. Untuk mencapainya, teknologi roket harus terus berkembang, mengingat tantangan besar yang dihadapi dalam perjalanan antarbintang. Salah satu langkah kunci dalam misi luar angkasa masa depan adalah pengembangan roket generasi baru yang mampu membawa manusia dan peralatan ke Bulan dan Mars dengan efisiensi dan keselamatan yang lebih tinggi.
Tantangan dalam Perjalanan ke Mars dan Bulan
Misi ke Mars dan Bulan melibatkan tantangan yang sangat besar, terutama terkait dengan jarak, waktu, dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia di luar angkasa. Bulan, meskipun lebih dekat (sekitar 384.000 km dari Bumi), tetap memerlukan teknologi yang dapat mengangkut muatan besar dan memungkinkan pendaratan yang aman. Mars, yang berjarak sekitar 225 juta km dari Bumi, menghadirkan tantangan lebih besar. Tidak hanya karena jaraknya, tetapi juga karena atmosfernya yang tipis, cuaca yang ekstrem, dan medan yang sulit dijangkau.
Roket yang digunakan untuk perjalanan ke Mars dan Bulan harus mampu membawa muatan besar—baik itu peralatan penjelajahan, habitat untuk astronot, atau sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup—sembari memastikan keamanan dan kenyamanan selama perjalanan yang panjang.
Roket Generasi Baru: Space Launch System (SLS) dan Starship
NASA dan perusahaan swasta seperti SpaceX telah mengembangkan beberapa roket canggih yang dirancang khusus untuk perjalanan ke Mars dan Bulan. Dua roket utama yang menjadi sorotan dalam hal ini adalah Space Launch System (SLS) dari NASA dan Starship dari SpaceX.
Space Launch System (SLS)
Space Launch System adalah roket generasi baru yang dikembangkan oleh NASA sebagai bagian dari program Artemis. Tujuan utama dari program Artemis adalah untuk mengembalikan manusia ke Bulan pada 2024, serta untuk membangun pangkalan berkelanjutan di Bulan pada dekade berikutnya. Roket SLS dirancang untuk mengangkut muatan besar, termasuk modul-modul habitat dan peralatan penjelajah yang diperlukan untuk eksplorasi lebih lanjut.
SLS memiliki dua varian: Block 1 dan Block 2. Block 1 dirancang untuk mengangkut sekitar 95 ton ke orbit rendah Bumi (LEO), sementara Block 2, varian yang lebih kuat, dapat mengangkut hingga 130 ton. Dengan kekuatan dorong yang sangat besar, SLS dirancang untuk membawa pesawat luar angkasa Orion dan muatan lainnya ke Bulan dan lebih jauh ke luar angkasa, seperti Mars. Keunggulan dari SLS adalah kemampuannya untuk meluncurkan misi-misi besar dan kompleks yang memerlukan kapasitas angkut besar, menjadikannya ideal untuk perjalanan ke Mars dan misi jangka panjang lainnya.
Starship oleh SpaceX
Starship, roket yang dikembangkan oleh SpaceX, adalah roket revolusioner yang dirancang untuk membawa manusia ke Mars dan tujuan luar angkasa lainnya. Berbeda dengan SLS, Starship dirancang untuk bisa digunakan kembali, mengurangi biaya peluncuran dan membuat eksplorasi luar angkasa menjadi lebih terjangkau dan berkelanjutan. Starship memiliki dua bagian utama: Super Heavy booster yang akan meluncurkan Starship ke luar angkasa, dan Starship spacecraft itu sendiri yang akan mengangkut astronot, peralatan, serta muatan besar lainnya.
Starship dapat membawa hingga 100 astronot atau lebih, serta dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan dan kemampuan untuk melakukan pendaratan di permukaan planet seperti Mars. Desain roket ini tidak hanya fokus pada kekuatan dan kapasitas angkut besar, tetapi juga pada kemampuan untuk melakukan pendaratan kembali di Bumi, sehingga memungkinkan penghematan biaya peluncuran.
SpaceX menargetkan untuk melakukan penerbangan uji lebih lanjut dan berencana untuk menggunakan Starship dalam misi eksplorasi Mars pada dekade 2030-an, dengan visi jangka panjang untuk mendirikan koloni manusia di planet tersebut.
Teknologi dan Fitur Utama dari Roket Generasi Baru
Roket generasi baru, baik SLS maupun Starship, menghadirkan sejumlah inovasi teknologi yang menjadikannya lebih efisien, lebih kuat, dan lebih aman untuk misi luar angkasa jangka panjang. Beberapa fitur kunci dari teknologi ini termasuk:
-
Penggunaan Kembali (Reusability): Starship dari SpaceX adalah roket yang dapat digunakan kembali, yang berarti bagian-bagian roket seperti booster dapat mendarat kembali di Bumi setelah peluncuran, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Ini adalah terobosan besar dibandingkan dengan roket tradisional yang hanya digunakan sekali.
-
Peningkatan Daya Dorong: Kedua roket, SLS dan Starship, dirancang dengan kapasitas dorong yang sangat besar, memungkinkan mereka membawa muatan lebih berat dan lebih besar, yang sangat penting untuk misi yang memerlukan banyak peralatan dan sumber daya untuk penjelajahan planet.
-
Teknologi Propulsi Canggih: Starship menggunakan Raptor engines yang berbasis teknologi metana cair (liquid methane) sebagai bahan bakar, yang lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar roket tradisional. Ini juga memudahkan produksi bahan bakar di Mars untuk mendukung keberlanjutan misi.
-
Modularitas dan Kapasitas Angkut Besar: Dengan kapasitas angkut yang jauh lebih besar daripada roket sebelumnya, kedua roket ini mampu membawa peralatan dan modul habitat untuk mendukung kehidupan manusia dalam misi jangka panjang ke Bulan dan Mars.
Kesimpulan
Roket generasi baru seperti Space Launch System (SLS) dan Starship adalah kunci untuk membuka era baru dalam eksplorasi luar angkasa, dengan tujuan besar untuk membawa manusia ke Bulan dan Mars. Inovasi-inovasi dalam desain dan teknologi propulsi ini memungkinkan perjalanan antarbintang yang lebih efisien, aman, dan terjangkau, dengan fokus pada keberlanjutan dan pengurangan biaya. Meskipun tantangan besar tetap ada, seperti perbaikan teknologi peluncuran dan pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kehidupan astronot di luar angkasa, roket-roket generasi baru ini memberikan harapan besar bagi masa depan eksplorasi luar angkasa. Ke depan, misi ke Mars dan Bulan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kemungkinan yang semakin dekat untuk diwujudkan.